Cerita Praktik Baik (Best Practice)
Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi,
Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran
Lokasi |
SMK
NEGERI 1 CIPAKU |
Lingkup Pendidikan |
Sekolah Menengah Kejuruan |
Tujuan yang
ingin dicapai |
Melalui model Problem Based Learning terintegrasi Science, Technology, Engeneering, and
Mathematics (STEM), peserta
didik dapat menerapkan hukum kekekalan massa dalam perhitungan kimia dengan
menunjukan sikap jujur, kreatif, disiplin, tanggung jawab, serta kerja sama. |
Penulis |
DEDEN ALDILA ZULKHIDA |
Tanggal |
Kegiatan pembelajaran aksi 1 dilaksanakan pada Hari Jum’at, tanggal 26 Agustus 2022 |
Situasi: Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, mengapa
praktik ini penting
untuk dibagikan, apa yang menjadi
peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini. |
1.
Kondisi yang menjadi latar
belakang Kimia sebagai bagian dari
mata pelajaran yang diajarkan pada kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
memiliki kedudukan yang sangat penting sebagai dasar mata pelajaran program
keahlian. Namun berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa Peserta Didik
SMK, kimia masih dirasakan sulit untuk dipelajari oleh sebagian besar peserta
didik SMK. Kesulitan mempelajari ilmu kimia ini disebabkan antara lain
karena: 1) Ilmu kimia bersifat abstrak 2) Konten kimia di SMK masih
terlalu luas dan belum kontekstual 3) Sifat ilmu kimia berurutan
dan berkembang pesat, Kesulitan yang dirasakan
oleh siwa SMK tersebut menyebabkan motivasi Peserta Didik SMK dalam belajar
kimia tergolong rendah. Selain itu, ada juga faktor lain yang menyebabkan
rendahnya motivasi belajar Peserta Didik SMK, yaitu: 1) Proses pembelajaran yang
masih terpusat kepada guru 2) Pembelajaran masih
berorientasi pada buku 3) Penilaian masih terbatas dalam
ranah kognitif Faktor-faktor tersebut juga
yang menjadi penyebab belum optimalnya pengembangan keterampilan berpikir
tingkat tinggi dalam proses pembelajaran. Salah satu materi yang
diajarkan di kelas X SMK adalah hukum kekekalan massa. Beberapa permasalahan
yang dialami dalam pembelajaran hukum kekekalan massa ini berdasarkan
pengalaman penulis adalah: 1.
Pembelajaran
hukum kekekalan massa masih berorientasi pada buku sehingga Peserta Didik SMK
tidak terbiasa menyelesaikan masalah. 2.
Belum
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada pembelajaran hukum
kekekalan massa di kimia SMK 3. Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) dalam materi Hukum Kekekalan massa tidak
mengintegrasikan langkah-langkah Problem
Based Learning. Selanjutnya
berdasarkan Kajian Literatur diperoleh kesimpulan bahwa untuk mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak bisa secara instan diterapkan
tetapi harus dilatih dan dikembangkan secara
intensif melalui pembelajaran di kelas. Hal yang bisa dilakukan adalah: 1.
Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) 2.
Menggunakan pendekatan STEM. (Deba Muhardias, 2019;
Liska Ariani, 2019)* STEM (Science, Technology, Engeneering, and Mathematics) adalah Salah satu
pendekatan pembelajaran yang dapat membantu guru dalam mengkontekstualkan
konsep. Pendekatan STEM ini adalah
pendekatan yang merujuk kepada empat komponen ilmu pengetahuan, yaitu
pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika. Dengan menggunakan pendekatan
STEM diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi Peserta
Didik dalam pembelajaran. Pengembangan
keterampilan berpikir tingkat tinggi juga harus dimulai dengan stimulus
berupa pemberian masalah dan pertanyaan pemantik yang tepat agar Peserta
Didik termotivasi untuk menemukan jawabannya secara mandiri untuk
permasalahan yang diberikan dengan caranya masing-masing, maka untuk hal
tersebut perlu digunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). 2.
Praktik pembelajaran ini penting untuk
dibagikan Praktik pembelajaran ini
penting untuk dibagikan karena pembelajaran ini dapat memberikan gambaran
kepada guru lain dalam menerapkan pembelajaran berbasis masalah terintegrasi STEM pada materi hukum kekekalan
massa. Pembelajaran ini juga memotivasi penulis secara pribadi untuk
melakukan inovasi dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang
meningkatkan motivasi dan aktifitas belajar Peserta Didik, serta
mengembangkan keterampilan berpikir kritis Peserta Didik pada indikator
mengajukan pertanyaan, melakukan analisis, dan melakukan evaluasi. 3.
Peran dan Tanggung Jawab Sebagai guru, dalam praktik
baik pembelajaran ini saya memiliki tanggung jawab untuk memastikan
keberhasilan dan ketercapaian indikator pembelajaran yang telah ditetapkan
melalui cara-cara sebagai berikut: 1. Membuat bahan ajar yang
sesuai 2. Menyusun LKPD dengan langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) yang
terintegrasi STEM. 3. Memastikan Peserta Didik
belajar dengan baik dan mengembangkan keterampilannya. |
Tantangan : Apa saja yang menjadi
tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat? |
1. Tantangan Ada beberapa tantangan
dalam meningkatkan minat dan motivasi peserta didik terhadap mata pelajaran kimia.
Tantangan tersebut berasal dari beberapa faktor, yakni faktor peserta didik,
guru, dan sekolah. 1. Faktor peserta didik: a. Minat belajar peserta didik
dalam pembelajaran masih rendah b. Peserta didik masih kurang
Konsetrasi saat belajar c. Peserta didik kurang
interaksi saat pembelajaran d. Kemampuan dan daya serap
peserta didik yang berbeda-beda 2. Faktor guru a. Guru kurang mengoptimalkan
metode dan model pembelajaran inovatif dan kontekstual yang sesuai dengan
karakteristik materi dan karakteristik peserta didik b. Guru kurang mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. 3. Faktor sekolah a. Keterbatasan sarana dan
prasarana seperti ruang laboratorium, alat dan bahan praktikum. b. Kurangnya Perangkat
penunjang pemanfaatan teknologi seperti LCD yang terbatas. Berdasarkan
beberapa tantangan diatas, dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi
meliputi faktor peserta didik yaitu minat belajar, faktor guru dari sisi
kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik dan
profesional dan juga faktor sekolah yaitu ketersedian sarana dan prasana yang
mendukung. 4. Siapa saja yang terlibat a.
Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, Wakasek
Sarpras b.
Rekan Sejawat c.
Peserta didik |
Aksi
: Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini |
1.
Langkah-langkah yang
Dilakukan Langkah-langkah yang
dilakukan sesuai dengan tantangan yang dihadapi antara lain: a. Menganalisis masalah,
memetakan tantangan dan mengeksplorasi penyebab masalah. b. Mencari informasi terkait Penerapan
model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) yang
terintegrasi STEM. c. Mencari referensi tentang
indikator pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi. d. Merancang dan membuat bahan
ajar dan media pembelajaran sesuai dengan sintax model PBL. e. Mendiskusikan perangkat
pembelajaran dengan rekan sejawat, guru pamong, dan dosen pembimbing. f. Melakukan uji coba
rancangan prototipe alat peraga. 2.
Strategi yang digunakan a. Guru memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik
materi. Dalam hal ini guru memilih model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang terintegrasi STEM b. Penerapan metode
pembelajaran yang berorientasi kolaborasi peserta didik dan guru. Dalam hal
ini guru memilih metode pembelajaran tanya jawab, diskusi, praktik atau
eksperimen. c. Penggunaan media
pembelajaran. Strategi yang dilakukan guru adalah memilih media pembelajaran
yang sesuai dengan karakertistik peserta didik dan karakteristik materi serta
sesuai dengan kemampuan pengusaan yang dimiliki guru baik dalam mendesain
maupun dalam pengoperasiannya, dalam hal ini guru memilih media pembelajaran
PPT dan video pembelajaran, penggunaan canva, google form, serta penggunaan
alat peraga dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Alat peraga yang digunakan yaitu menggunakan botol air
mineral bekas, cuka, dan soda kue. d. Meningkatkan minat peserta
didik. Strategi yang dilakukan guru dalam meningkatkan minat peserta didik
adalah merancang Pembelajaran Inovatif dengan merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) kolaborasi antara peserta didik dan guru yang tampak pada
komponen tujuan, pilihan strategi pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran. 3.
Proses a. Menyusun dan menyiapkan
perangkat pembelajaran meliputi RPP, LKPD, modul ajar, Media pembelajaran,
dan instrumen evaluasi. b. Memberikan semangat kepada peserta
didik melalui pemberian motivasi dan yel-yel. c. Menerapkan model
pembelajaran terintegrasi STEM
dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Apersepsi 2. Orientasi terhadap masalah: Pemberian Stimulus berupa pertanyaan pemantik yang kontekstual dengan menampilkan video tentang percobaan menimbang massa zat sebelum dan sesudah reaksi. 3. Mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran: Peserta didik dibentuk menjadi beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, dan membuat gagasan untuk mendesain
alat pelontar pancing. 4. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok: Peserta didik melakukan uji coba alat pelontar pancing cuka dan soda kue dengan berbagai komposisi dan sudut terbaik untuk menghasilkan lemparan terjauh. 5. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya: Memperbaiki rancangan alat pelontar pancing dan
mempresentasikan rancangan hasil kerja kelompok secara klasikal dan kemudian
ditanggapi. m kekekalan massa pada alat pelontar umpan pancing, mengevaluasi hasil belajar. 4.
Yang Terlibat a. Rekan Sejawat sebagai
observer b. Peserta Didik 5.
Sumber daya yang diperlukan a. Dukungan aktif dari Rekan
Sejawat b. Sarana dan prasarana
belajar c. Peran aktif guru dalam
meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran. |
Refleksi Hasil dan Dampak Bagaimana dampak dari aksi
dari Langkahlangkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak
efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang
dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari
strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut? |
1.
Dampak dari aksi dan
langkah-langkah yang dilakukan Beberapa dampak dari aksi yang
dilakukan adalah: a. Aktifitas peserta didik
dalam pembelajaran meningkat b. Peserta didik menunjukan
sikap jujur, kreatif, disiplin, tanggung jawab, serta kerja sama dalam
pembelajaran c. Peserta didik memiliki
keberanian untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. d. Peserta didik lebih aktif
menyampaikan gagasan e. Keterampilan berpikir
kritis peserta didik muncul pada indikator mengajukan pertanyaan, melakukan
analisis, dan melakukan evaluasi 2.
Hasil Efektif a. Peserta didik lebih
semangat dan termotivasi dalam pembelajaran kimia b. Peserta didik lebih berani
dan aktif menyampaikan gagasan dalam diskusi c. Peserta didik memiliki
pemahaman yang lebih baik terhadap hukum kekekalan massa. 3.
Hasil tidak efektif a. Waktu yang digunakan dalam
pembelajaran melebihi alokasi waktu yang direncanakan. b. Pembuatan prototipe alat
pelontar umpan pancing tidak maksimal dalam waktu yang tersedia 4.
Respon orang lain a. Rekan sejawat memberikan
respon positif terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah, dan dengan sukarela memberikan bantuan ketika
diminta menjadi observer. b. Rekan sejawat lebih sering
berdiskusi dengan penulis tentang penerapan pembelajaran yang berorientasi
pada peserta didik. c. Peserta didik merasakan
perubahan dalam motivasi dan minat belajar karena bisa lebih aktif belajar
dan membangun pengetahuan secara mandiri dan bekerja sama dalam kelompok 1.
Faktor keberhasilan a. Dukungan dari Pengawas
pembina, kepala sekolah, dan para wakasek. b. Ketersediaan referensi yang
relevan untuk menjaring ide dalam pembelajaran c. Dukungan dari rekan sejawat, d. Saran dan masukan dari guru
pamong dan dosen pembimbing. e. Peserta didik yang
mempunyai keinginan untuk belajar 2.
Faktor ketidakberhasilan a. Kemampuan peserta didik
dalam hitungan matematis masih kurang kuat sehingga guru harus menjelaskan
kembali hitungan matematis. b. Keterampilan berpikir
tingkat tinggi tidak diterapkan pada semua mata pelajaran di SMK sehingga peserta
didik tidak terbiasa membangun pemahaman konsep secara mandiri. 3.
Pembelajaran yang bisa
diambil a. Pembelajaran
berbasis masalah atau problem based
learning (PBL) ialah suatu pendekatan
yang membelajarkan peserta didik dalam mengembangkan keterampilan berpikir
serta keterampilan dalam memecahkan masalah. Dalam model pembelajaran
ini peserta didik dilibatkan dan diberi pengalaman nyata untuk memecahkan
suatu masalah. Sehingga pembelajaran berbasis
masalah cocok diterapkan dengan mengintegrasikan Science,
Technology, Engeneering, and Mathematics (STEM) dalam pembelajaran hokum kekekalan
massa di SMK. Dengan penerapan model pembelajaran masalah terintegrasi STEM kemampuan peserta didik SMK dalam
menyelesaikan masalah kontekstual dalam penerapan hokum dasar kimia dalam
kehidupan sehari-hari dapat dikembangkan. b. Guru yang
mengajar sesuai dengan desain pembelajaran yang mengarahkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi membuat pembelajaran lebih terarah dan sistematis
serta dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran
yang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi membuat peserta didik
belajar tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini
akan membantu peserta didik menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih
tahan lama (tidak mudah lupa). |
ConversionConversion EmoticonEmoticon