KIMIA DALAM AIR BAG

Apa itu air bag…?

Air bag atau kantong udara merupakan perangkat keselamatan kendaraan bermotor modern. Dalam kecelakaan lalu-lintas antara mobil dengan kendaraan lain atau objek tetap, pengemudi dan penumpang dilindungi dengan suatu kantong udara yang mengembang dalam hitungan milli detik. Untuk mengembangkan kantong dengan sangat cepat, pada saat terjadi kecelakaan, pemicu akan mengaktifkan reaksi kimia propelant dengan sangat cepat dan menghasilkan gas N2 dalam waktu yang sangat singkat untuk mengembangkan kantong dan setelah benturan terjadi, beberapa saat kemudian kantong akan mengempis dengan sendirinya sehingga kantong tidak akan mengahalangi pernapasan korban kecelakaan. Dengan demikian, fungsi kantong udara adalah meminimalkan resiko kecelakaan bagi pengemudi/penumpang. Kantong udara ternyata tidak seperti balon udara biasa, di dalam kantung udara, proses pengembangan tersebut terjadi karena adanya reaksi kimia dan desain kantong udara menggunakan prinsip stoikiometri reaksi.

Bahan kimia apa saja yang ada pada kantung udara? Komposisi kantong udara pada setiap kendaraan roda empat berbeda-beda. Bahan kimianyapun menjadi rahasia perusahaan otomotif. Namun, pada umumnya kebanyakan kantong udara menggunakan natrium azida (NaN3). Dalam kecelakaan mobil, sensor tabrakan (roll-over sensor) akan mengaktifkan rangkaian yang akan menyebabkan natrium azida mengalami reaksi peruraian (reaksi dekomposisi) menghasilkan natrium dan gas nitrogen, yang dengan cepat dapat menggembungkan kantong udaranya. Walaupun komposisi persisnya merupakan rahasia perusahaan, campuran yang paling populer adalah campuran yang terdiri atas natrium azida (NaN3), kalium nitrat (KNO3), dan silikon dioksida (SiO2) sebagai reaktan sekunder. Dengan rangsangan listrik dari roll-over sensor, NaN3 akan terurai sesuai reaksi:

2 NaN3 (s) —> 2 Na (s) + 3N2 (g).
Selanjutnya untuk menghindari adanya kebakaran akibat bertemunya logam Na dengan air (yang mungkin ada akibat percikan dari air radiator atau air minum atau kecelakaan terjadi pada saat hujan), maka logam Na yang terbentuk segera akan bereaksi dengan KNO3, melalui reaksi:

10 Na (s) + 2 KNO3 (s) —> K2O (s) + 5 Na2O (s) + N2 (g).

Kalium oksida (K2O) dan natrium oksida (Na2O) akan bereaksi dengan senyawa ketiga dalam komposisi kantong udara, yakni silikon dioksida (SiO2), untuk membentuk alkali silikat, yaitu zat yang tidak reaktif dan tidak berbahaya bila dibuang. Nah, bagaimana persamaan reaksi antara oksida alkali tersebut dengan silikon dioksida? Silahkan Anda pikirkan! Ingat prinsip pembuatan kantong udara (air bag) tersebut menggunakan “prinsip stoikiometri”.

Gambar 1. Sistem air bag pada kendaraan roda 4.

Gambar 2. Air bag yang mengembang


Gambar 4. Air bag yang sudah mengempis (pada mobil BMW X5).

Nah, dibalik peristiwa canggihnya sistem air bag tersebut ada hal yang menarik untuk digali dalam pembelajaran kimia terutama pada pembahasan stoikiometri reaksi dan perhitungan kimia. Ini adalah kontekstual dan benar-benar masalah yang sedang hangat dibicarakan, kita ambil dari sisi kimianya. Apalagi pembelajaran dari kejadian tersebut diintegrasikan ke dalam pembelajaran kimia di SMK teknologi, terutama jurusan Otomotif. Insya Alloh, sangat kontekstual dan siswa SMK Anda akan tertarik mempelajari kimia lebih baik lagi. Dalam pembelajaran, setelah guru/dosen memberikan komposisi kimia, guru/dosen dapat memberikan atau mendiskusikan tentang reaksi yan terjadi pada kantong udara (air bag) tersebut termasuk tentang koefisien reaksinya. Hasil dari diskusi tentang persamaan reaksi secara stoikiometri, guru/dosen dapat meneruskannya ke dalam pembahasan hitungan kimia. Berikut penulis sajikan contoh hitungan kimianya (contoh ini hanyalah rekaan penulis saja).

Soal:
Berdasarkan reaksi di atas, suatu perusahaan otomotif telah membeli sebanyak 130 gram NaN3 untuk membuat kantung udara. Agar tidak terjadi ledakan akibat bertemunya air dengan Na, maka perusahaan tersebut juga menaruh reaktan lain, yaitu KNO3 sebanyak 100 gram.
a). Sudah amankah kantong udara tersebut sebagai pelindung keselamatan bagi pengendara dari ledakan yang mungkin ditimbulkan oleh logam Na yang kemungkinan bertemu dengan air? Reaktan mana sebagai reaktan pembatas?
b). Hitung berapa volume gas nitrogen yang dihasilkan bila reaksi terjadi pada suhu 50 oC dan tekanan 1 atm !
c). Berapa silikon dioksida yang diperlukan untuk menghabiskan oksida alkali dari hasil reaksi Na dan KNO3…?

Mari kita kerjakan sama-sama… (silahkan; guru membimbing siswa untuk melakukan hitungan kimia dalam menjawab pertanyaan di atas).

Referensi:

Previous
Next Post »
Thanks for your comment