Pendidikan Karakter Cinta Lingkungan dalam Pembelajaran Ikatan Kimia

Pembelajaran berbasis karakter tidak mungkin terwujud jika hanya di tuliskan di RPP dan dibicarakan, karakter sebenarnya bisa diintegrasikan dengan pembelajaran kimia yang sedang berlangsung. Contohnya kita bisa berandai-andai atau bisa juga dengan menggunakan fakta eksperimen. Misalnya: Ketika kita mengajarkan ikatan hidrogen (dilakukan pada tahap eksplorasi – imajinasi). Cobalah ajukan pertanyaan sederhana setelah siswa mempelajari konsep ikatan hidrogen melalui kegiatan eksplorasi dan imajinasi. “Bagaimana & apa yang akan terjadi seandainya air tidak membentuk ikatan hidrogran, dan air (H2O) mempunyai sifat yang sama dengan saudaranya H2S ?.” Tentu saja siswa yang baru belajar ikatan kimia akan menjawab: “tidak tahu pak…, memang apa yang bakal terjadi pak…?”

Guru mengajarkan kimia dengan berbasis karakter (religius & peduli lingkungan) itu menjelaskan: “Anak-anak, menurut konsep ikatan hidrogen yang sudah kalian pelajari, seandainya air (H2O) tidak membentuk ikatan hidrogen, maka pada suhu sekitar minus 100 oC air sudah mendidih, nah jika itu terjadi tidak akan ada kehidupan di dunia ini, seperti organisme sekecil amuba, virus, bakteri, dan lain-lain yang akan mampu bertahan hidup. Begitulah hebatnya Sang Pencipta (Tuhan Yang Maha Esa) yang menciptakan alam ini dengan segenap isinya, tidak ada seorang manusia pun yang ampu membuat H2O lepas dari ikatan hidrogennya. Hebatnya lagi, dengan ikatan hidrogen yang cukup menarik dan sempurna itulah air dapat kita gunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari seperti mencuci, memasak, minum, mandi, dan sebagainya. Maha besar Tuhan dengan segala ciptaannya. Jika ikatan hidrogen dari air terputus dan diikuti oleh lepasnya ikatan kovalen antara H dan O, maka air tidak lagi utuh tetapi berubah menjadi H2 dan O2 (perhatikan percobaan elektrolisis air yang akan kita lakukan pada saat mempelajari elektrokimia nanti)”. Kemudian guru itu melanjutkan: “Oleh sebab itu anak-anak, untuk menjaga ikatan hidrogen yang sempurna itu, kita harus menjaga lingkungan kita, jangan kita cemari air kita, karena air yang tercemar menunjukkan ikatan hidrogennya tidak lagi indah sebagaimana aslinya, namun diantara kisi-kisi molekul H2O di wilayah ikatan hidrogen didomplengi oleh senyawa beracun (pencemar). Ingat bahwa air adalah sumber kehidupan kita. Relakah kalian, jika air kita telah kehilangan jati dirinya (maksudnya dengan ikatan hidrogen yang sempurna sebagaimana Gambar 4)?”
Guru itu melanjutkan: “Anak-anak, memang ikatan hidrogen merupakan sebuah ikatan yang sangat lemah dan memiliki tempo ikat yang sangat singkat. Durasi sebuah ikatan hidrogen adalah sekitar seperseratus milyar detik. Tetapi begitu sebuah ikatan hidrogen putus, ikatan hidrogen yang lainnya langsung terbentuk, begitu seterusnya dalam waktu yang super cepat. Oleh sebab itu, anak-anak, molekul-molekul air saling menempel dengan rapat meskipun juga tetap mempertahankan bentuk cairnya karena molekul-molekulnya disatukan oleh sebuah ikatan yang lemah tadi. Hayo… Ikatan apa anak-anak…?”. Salah seorang siswa bernama (sebut saja) Zirkon menjawab: “ikatan hidrogen pak…!”
“Wah, luar biasa murid bapak ini….”, Respon guru. “Baiklah anak-anak, ada yang perlu ditanyakan tentang ikatan hidrogen dari air…?” Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Ferri mengacungkan tangannya: “saya pak… Apakah ikatan hidrogen dari air itu juga yang menyebabkan kalo kita kepanasan, terus membasuh muka dengan air rasanya segar…?.
“Bagus sekali Ferri, pertanyaanmu sangat bagus dan kritis, bapak senang mendengarnya…”, Guru merespon. “Nah, sekarang apakah ada yang ingin memberikan jawaban…?” Setelah sekitar 2 menit, tidak ada yang mencoba memberikan jawaban/tanggapan, guru segera menjawabnya. “Baiklah anak-anak… Memang benar, adanya ikatan hidrogen ini memungkinkan air untuk melawan perubahan suhu. Walaupun suhu udara meningkat secara tiba-tiba, suhu air hanya meningkat perlahan. Demikian juga, jika suhu udara turun secara tiba-tiba, suhu air berkurang secara perlahan. Diperlukan perubahan suhu yang besar agar perubahan suhu air berlangsung cepat. Hal ini memiliki peran yang sangat besar bagi kehidupan, khususnya kehidupan manusia. Sebagai contoh seperti yang disebutkan oleh temanmu Ferri tadi, contoh lainnya adalah banyaknya air dalam tubuh kita. Jika air beradaptasi dengan perubahan suhu yang terjadi secara tiba-tiba di udara dengan laju perubahan yang sama, maka kita akan mengalami panas demam atau membeku secara tiba-tiba. Namun, ini tidak terjadi selama tubuh kita dalam keadaan sehat”. “Semua keistimewaan air dengan ikatan hidrogennya menunjukkan maha agungnya Sang Pencipta (Tuhan YME). Oleh sebab itu, kita wajib bersyukur akan karunia yang diberikan-Nya berupa air dengan segala keistimewaannya secara kimiawi.”
Pertanyaan berikutnya untuk pengayaan: “Nah anak-anak, kalian sudah belajar tentang ikatan hidrogen dari air. Sekarang coba pikirkan dan diskusikan dengan kelompok kalian: “bagaimana dengan air pada fasa gas dan fasa padat, apakah ikatan hidrogennya masih seperti air pada fasa cair sebagaimana Gambar 1. di bawah…?”.
Untuk menuntun siswa berdiskusi, sebaiknya guru membuatkan LKSnya dengan beberapa petunjuk dan uraian materi yang dapat menuntun siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Nah, seperti inilah kira-kira guru dalam mengajarkan ikatan kimia (khususnya ikatan hidrogen dari air), yang didiskusikan adalah masalah-masalah real (kontekstual) dan terkait dengan teori atau konsep yang sedang dipelajari. Contoh ini adalah salah satu cara melatih siswa untuk menggunakan otak kanannya, sehingga siswa memiliki kemampuan “high order thinking (berpikir tingkat tinggi)”.


Gambar 1. Ikatan Hidrogen dari Air (H2O) (Effendy, 2011)

Referen:
  1. Effendy. 2011. Aplikasi Pembelajaran IPA dalam Pembentukan Karakter Siswa. Makalah Keynote Speaker pada Seminar Nasional Pendidikan Sains di Unesa. 15 Januari 2011. Surabaya.
  2. Elkin, D.H. and Freddy, S., 2004. How to Do Character. Pada situs;http://www.goodcharacter.com/article_4.html.
  3. Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Penerbit: Alfabeta. Bandung.
  4. Suyanto. 2009. Urgensi Pendidikan Karakter. Direktorat Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional. Situs Resmi Mendikdakmen:http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html.
  5. Sunyono, 2012. Serba-Serbi Mengajarkan Kimia dengan Imajinasi, Menyenangkan, dan Berkarakter (Pesona Kimia – 1). Penerbit: Aura-Publishing. Bandar Lampung.
  6. https://sunyonoms.wordpress.com/2013/09/01/pembelajaran-kimia-berbasis-karakter-bagian-ii/



Previous
Next Post »
Thanks for your comment